Bagaimanakah Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Ulama | Kajian Fiqh
Islam memang sebuah agama yang diutuskan oleh Allah SWT kepada manusia agar mendapat petunjuk dan merupakan rahmat bagi sekalian alam. Islam adalah satu-satunya agama yang penuh kedamaian dan ketentraman baik itu sesama umat Islam maupun antar Agama. Artinya Islam bukanlah agama yang menindas dan menzalimi umat yang bukan beragama Islam. Namun sebaliknya, Islamlah satu-satunya agama yang memberi kedamaian bagi sesama manusia.
Bagaiamakah sikap seorang muslim apabila bertemu dengan yang non-muslim dalam hal toleransi, lebih khusus dalam ucapan natal yang biasa dirayakan oleh masyarakat non-muslim pada 25 Desember. Bagaimanakah hukum ucapan natal bagi muslim menurut ulama ?
Islam memang sebuah agama yang diutuskan oleh Allah SWT kepada manusia agar mendapat petunjuk dan merupakan rahmat bagi sekalian alam. Islam adalah satu-satunya agama yang penuh kedamaian dan ketentraman baik itu sesama umat Islam maupun antar Agama. Artinya Islam bukanlah agama yang menindas dan menzalimi umat yang bukan beragama Islam. Namun sebaliknya, Islamlah satu-satunya agama yang memberi kedamaian bagi sesama manusia.
Bagaiamakah sikap seorang muslim apabila bertemu dengan yang non-muslim dalam hal toleransi, lebih khusus dalam ucapan natal yang biasa dirayakan oleh masyarakat non-muslim pada 25 Desember. Bagaimanakah hukum ucapan natal bagi muslim menurut ulama ?
Sebelum menjelaskan hukum ucapan selamat natal, ada beberapa
pertimbangan yang perlu dipikirkan;
Pertama, ucapan selamat biasanya diucapkan ketika seseorang
bersuka cita atau menerima kesenangan yang dibenarkan dalam agama seperti
ketika hari raya idul fitri, kelahiran anak, pernikahan dan lain-lain. Hal ini
seperti kita baca dalam kitab Wushul al-Amani fi Ushul al-Tahani, karya
al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi, dalam himpunan kitabnya al-Hawi lil-Fatawi juz
1.
Kedua, ucapan selamat juga diucapkan ketika seseorang
bersuka cita karena menerima kenikmatan atau terhindar dari malapetaka, seperti
dikemukakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar
al-‘Aqalani dalam kitabnya, Juz’ fi al-Tahni’ah bil-A’yad.
Dalam konteks ini beliau berkata:
ﻳﺴﺘﺪﻝ ﻟﻌﻤﻮﻡ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﻟﻤﺎ ﻳﺤﺪﺙ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﺍﻭ ﻳﻨﺪﻓﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻘﻢ ﺳﺠﻮﺩ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻟﻤﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻪﻭﻫﻮ ﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﻭﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﻌﺰﻳﺔ ﻟﻤﻦ ﺃﺻﻴﺐ ﺑﺎﻹﺧﻮﺍﻥ . )ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ، ﺟﺰﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻬﺌﺔﻓﻲ ﺍﻷﻋﻴﺎﺩ، ﺹ 46 )
“Keumuman ucapan selamat terhadap
kenikmatan yang terjadi atau malapetaka yang terhindar menjadi dalil sujud
syukur bagi orang yang berpendapat demikian, yaitu mayoritas ulama dan
dianjurkannya bertakziyah bai orang-orang yang ditimpa malapetaka.” (Al-Hafizh
Ibnu Hajar, Juz’ fi al-Tahni’ah fil-‘Id, hal. 46).
Ketiga, para ulama menganggap hari raya non Muslim, bukan
termasuk hari raya yang baik dan mendatangkan kebaikan bagi umat Islam. Dalam
konteks ini al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi berkata dalam kitabnya al-Amru
bil-Ittiba’ wa al-Nahyu ‘anin al-Ibtida’ sebagai berikut:
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻟﻤﻨﻜﺮﺍﺕ ﻣﺸﺎﺑﻬﺔ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻭﻣﻮﺍﻓﻘﺘﻬﻢ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻭﻣﻮﺍﺳﻤﻬﻢ ﺍﻟﻤﻠﻌﻮﻧﺔ ﻛﻤﺎﻳﻔﻌﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺟﻬﻠﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﻣﺸﺎﺭﻛﺔ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻭﻣﻮﺍﻓﻘﺘﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻧﻪ ﻓﻲ ﺧﻤﻴﺲﺍﻟﺒﻴﺾ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﺍﻛﺒﺮ ﺍﻋﻴﺎﺩ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ )ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ، ﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻻﺗﺒﺎﻉ ﻭﺍﻟﻨﻬﻲﻋﻦ ﺍﻻﺑﺘﺪﺍﻉ ﺹ 141
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka selayaknya ucapan
selamat natal dihukumi haram dan harus dihindari oleh umat Islam. Dalam konteks
ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah al-Hanbali berkata:
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﺑﺸﻌﺎﺋﺮ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﺔ ﺑﻪ ﻓﺤﺮﺍﻡ ﺑﺎﻻﺗﻔﺎﻕ ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻬﻨﺌﻬﻢ ﺑﺄﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻭﺻﻮﻣﻬﻢﻓﻴﻘﻮﻝ ﻋﻴﺪ ﻣﺒﺎﺭﻙ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻭ ﺗﻬﻨﺄ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻓﻬﺬﺍ ﺇﻥ ﺳﻠﻢ ﻗﺎﺋﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺎﺕ ﻭﻫﻮ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺃﻥ ﻳﻬﻨﺌﻪ ﺑﺴﺠﻮﺩﻩ ﻟﻠﺼﻠﻴﺐ ﺑﻞ ﺫﻟﻚ ﺃﻋﻈﻢ ﺇﺛﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺷﺪ ﻣﻘﺘﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﺑﺸﺮﺏ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﻭﻗﺘﻞ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺍﺭﺗﻜﺎﺏ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻭﻧﺤﻮﻩ ... ﻭﺇﻥ ﺑﻠﻲ ﺍﻟﺮﺟﻞﺑﺬﻟﻚ ﻓﺘﻌﺎﻃﺎﻩ ﺩﻓﻌﺎ ﻟﺸﺮ ﻳﺘﻮﻗﻌﻪ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﻤﺸﻰ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻞ ﺇﻻ ﺧﻴﺮﺍ ﻭﺩﻋﺎ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﺘﻮﻓﻴﻖﻭﺍﻟﺘﺴﺪﻳﺪ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ. ) ﺍﺑﻦ ﻗﻴﻢ ﺍﻟﺠﻮﺯﻳﺔ، ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺬﻣﺔ 1/442 )
“Adapun ucapan selamat dengan
simbol-simbol yang khusus dengan kekufuran maka adalah haram berdasarkan
kesepakatan ulama, seperti mengucapkan selamat kepada kafir dzimmi dengan hari
raya dan puasa mereka. Misalnya ia mengatakan, hari raya berkah buat Anda, atau
Anda selamat dengan hari raya ini dan sesamanya. Ini jika yang mengucapkan
selamat dari kekufuran, maka termasuk perbuatan haram. Ucapan tersebut sama
dengan ucapan selamat dengan bersujud kepada salib. Bahkan demikian ini lebih
agung dosanya menurut Allah dan lebih dimurkai daripada ucapan selamat atas
minum khamr, membunuh seseorang, perbuatan zina yang haram dan sesamanya.
Apabila seseorang memang diuji dengan demikian, lalu
melakukannya agar terhindar dari keburukan yang dikhawatirkan dari mereka, lalu
ia datang kepada mereka dan tidak mengucapkan kecuali kata-kata baik dan
mendoakan mereka agar memperoleh taufiq dan jalan benar, maka hal itu tidak lah
apa-apa.” (Ibnu Qayyimil Jauziyyah, Ahkam Ahl al-Dzimmah, juz 1 hal. 442).
Pernyataan di atas menyimpulkan bahwa ucapan selamat natal,
hukumnya haram dilakukan oleh seorang Muslim, karena termasuk mengagungkan
simbol-simbol kekufuran menurut agamanya.
Lalu bagaimana, jika sekelompok umat Islam berpartisipasi
menghadiri acara natal dengan tujuan mengamankan acara natalan??? Tentu saja,
hukumnya juga haram. Al-Imam Abu
al-Qasim Hibatullah al-Thabari al-Syafi’i, seorang ulama
fiqih madzhab Syafi’i berkata:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ ﻫﺒﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﻀﺮﻭﺍ ﺃﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻷﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻜﺮ ﻭﺯﻭﺭ ﻭﺇﺫﺍ ﺧﺎﻟﻂ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮﺑﻐﻴﺮ ﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻛﺎﻟﺮﺍﺿﻴﻦ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺆﺛﺮﻳﻦ ﻟﻪ ﻓﻨﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﻧﺰﻭﻝ ﺳﺨﻂ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ
ﺟﻤﺎﻋﺘﻬﻢ ﻓﻴﻌﻢ ﺍﻟﺠﻤﻴﻊ ﻧﻌﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺳﺨﻄﻪ
“Telah berkata Abu al-Qasim
Hibatullah bin al-Hasan bin anshur al-Thabari, seorang faqih bermadzhab
Syafi’i: “Kaum Muslimin tidak boleh (haram) menghadiri hari raya non Muslim,
karena mereka melakukan kemunkaran dankebohongan. Apabila orang baik bercampur
dengan orang yang melakukan kemungkaran, tanpa melakukan keingkaran kepada
mereka, maka berarti mereka rela dan memilih (mendahulukan) kemungkaran
tersebut., maka dikhawatirkan turunnya kemurkaan Allah atas jamaah mereka
(non-Muslim), lalu menimpa seluruhnya, kita berlindung dari murka Allah.”
Bagaimana jika ada orang berkata, tidak apa-apa mengucapkan
selamat natal, dengan tujuan selamat atas lahirnya Nabi Isa ‘alaihissalam?
Ucapan orang ini perlu dipertanyakan. Kepada siapa Anda memberikan fatwa
tersebut? Kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad shalllallahu
‘alaihi wasallam dan nabi-nabi lainnya yang iducapkan di rumahnya dan bukan
pada hari natal? Secara jujur saja, kepada siapa dia mengucapkan selamat natal?
Apakah kepada Isa ‘alaihissalam, secara khusus, tanpa diucapkan kepada
non-Muslim??? Atau selamat natal diucapkan kepada non-Muslim pada hari raya
mereka???
Wallahu a’lam.
Wassalam
Oleh : KH.Muhammad Idrus Ramli
(Pengus Lajnah wan Nasyr PWNU Jawa Timur & Sekertaris
LBM NU Jember)
Tetap saja tidak boleh. Haram atau tidak, tetap saja tidak boleh dilakukan. Karena dalam Islam tidak dianjurkan untuk mengucapkan itu.
ReplyDelete