Pernikahan adalah bertujuan untuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW, karena siapa yang mencintai dan suka terhadap sunnah Rasulullah, maka orang tersebut adalah orang yang dicintai oleh Rasulullah SAW, begitu juga sebaliknya, yang tidak mau mengikuti sunnah rasulullah berarti orang tersebut bukan golongan Nabi Muhammad SAW. Begitulah jika melangsungkan pernikahan berarti kita telah mengikuti jejak Rasulullah.
Setelah terlaksananya pernikahan maka dua manusia yang berlainan jenis pun sudah bisa tinggal bersama, membina rumah tangga dan bergaul sesuai tuntunan. Jangan sampai dalam bergaul dengan isteri melewati batas dengan apa yang telah diajarkan Agama. Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mempunyai keturunan dengan sebab sahnya berhubungan badan. Kadangkala seorang suami tidak menyadari disaat berhubungan badan dengan Isterinya dia membayangkan sedang berhubungan dengan wanita lain karena wanita lain itu lebih cantik dari istrinya. Bagaimanakah pandangan Ulama terhadap seorang suami yang berhubungan badan menghayal wanita lain ?
Berikut ini akan kami hadirkan
MATAN KITAB HASYIAH AL-JUMAL JUZ 16 HAL 305 MAKTABAH SYAMELA
وهو يتفكر في محاسن أجنبية أو أمرد حتى يخيل إليه أنه يطؤها أو يلوط فيه فقد اختلف فيه جمع متأخرون والذي ذهب إليه جمع محققون كابن الفركاح وابن البزري والكمال الرداد شارح الإرشاد والجلال السيوطي وغيرهم حل ذلك واقتضاه كلام التقي السبكي وهو المعتمد ا هـ .
شرح م ر مع بعض زيادة لع ش عليه
MATAN KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ JUZ 20 HAL 258 MAKTABAH SYAMELA
( قوله : وهو يتفكر في محاسن أجنبية ) أي أو أمرد فيتصورها بصورته فيما يظهر ( قوله : حل ذلك ) معتمد
Kesimpulan yang dapat diambil dari teks kitab di atas adalah:
Para ulama berbeda pandangan dalam menghukumi suami yang menjima’ (berhubungan badan) isterinya, sementara dipikirannya ia menghayal seakan-seakan bersetubuh dengan wanita lain. Menurut pendapat masyhur halal/tidak berdosa.
boleh ya berarti....heee
ReplyDeletePendapat yang kuat hukumnya boleh.
DeleteTapi jangan kasih tau sama istrinya , nanti marah loe.
haahah